Kurban Digital, Apakah Pahalanya Sama?🤔
Hari Raya Idul adha merupaka momen yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi peringatan atas kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Idul adha juga menjadi waktu untuk memperkuat kepedulian sosial melalui ibadah kurban.
Di zaman digital sekarang banyak banget platform digital yang bertebaran. Salah satunya yaitu ibadah berkurban. Bahkan Lembaga sosial dan kagamaan menawarkan layanan kurban digital. Seiring berkembangnya teknologi dan gaya hidup masyarakat modern, praktik berkurban juga mulai mengalami perubahan. Saat ini, cukup dengan klik melalui ponsel, seseorang bisa berkurban tanpa harus datang langsung ke lokasi penyembelihan. Inilah yang dikenal sebagai kurban digital. Sebuah inovasi dalam beribadah yang makin popular.
Di satu sisi, kurban digital dianggap praktis, efisien, dan tepat sasaran. Tapi di sisi lain, tak sedikit yang mempertanyakan, Apakah berkurban secara digital sah menurut Islam? Apakah pahalanya tetap sama seperti kita menyembelih sendiri? Apakah rasa “berkorban” nya tetap hadir saat semua dilakukan dari balik layar?
Nah teman Shafwah yuk kita kupas satu per satu tentang kurban digital.
Kurban digital itu apasih teman Shafwah? Kurban digital merupakan metode berkurban di mana seseorang tidak hadir secara fisik saat penyembelihan hewan, melainkan mewakilkannya kepada lembaga terpercaya. Biasanya proses pemilihan hewan, penyembelihan, hingga distribusi daging dilakukan oleh tim yang profesional. Laporan kurban pun sering disertai dokumentasi berupa foto atau video sebagai bukti pelaksanaan.
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.”
(QS: Al-Hajj: 34)
Dalam Islam, berkurban dengan mewakilkan kepada orang lain hukumnya sah. Ini didasarkan pada praktik para sahabat Nabi dan pendapat para ulama. Yang penting adalah niat berkurban dilakukan oleh orang yang berkurban, Pelaksanaan kurban dijalankan sesuai syariat (hewan memenuhi syarat, waktu kurban, dan cara penyembelihannya benar), Lembaga atau orang yang mewakili adalah pihak yang amanah.
Rasulullah SAW sendiri tidak selalu menyembelih hewannya secara langsung. Beliau pernah mewakilkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk menyembelih sebagian hewan kurbannya.
Pahala kurban sangat bergantung pada niat, keikhlasan, dan pelaksanaan yang sesuai dengan syariat. Meskipun dilakukan secara digital, jika semua syarat terpenuhi dan niatnya tulus karena Allah, maka pahalanya insyaAllah tetap sama seperti kurban yang dilakukan secara langsung.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam pada hari Nahr yang lebih dicintai oleh Allah daripada menyembelih hewan kurban.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Tidak disebutkan bahwa kehadiran fisik menjadi syarat sah atau tidaknya pahala. Maka, kurban digital yang sah secara hukum tetap bernilai ibadah.
Tips Memastikan Kurban Digital Bernilai Ibadah
- Pilih lembaga terpercaya dan sudah berpengalaman : Tentunya teman Shafwah harus memilih dan memilah Lembaga kurban digital. Dari pengalaman pengalaman yang sudah ada mulai dari history dan reputasi nya.
- Pastikan hewan kurban sesuai syariat : Teman Shafwah harus jeli dengan syariat dengan melihat usia, jenis, juga kondisi hewan kurban.
- Pastikan penyembelihan dilakukan pada waktu yang tepat : Waktu yang tepat untuk menyembelih yaitu di tanggal 10 - 13 Dzulhijjah.
- Niatkan karena Allah, bukan sekadar formalitas atau demi laporan sosial media.
- Jika memungkinkan, ikuti proses atau pantau laporan pelaksanaan.
Kurban digital bukan sekadar kemudahan di era modern, tapi juga bukti bahwa ibadah bisa beradaptasi tanpa kehilangan esensinya. Selama niatnya ikhlas, prosesnya sesuai syariat, dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh yang membutuhkan, maka kurban digital tetap menjadi amal yang berpahala besar di sisi Allah.
Akhirnya, yang paling penting bukan soal hadir atau tidaknya kita di lokasi penyembelihan, melainkan apakah hati kita juga ikut “berkurban”? Apakah kita benar-benar melepas sesuatu yang kita cintai demi taat kepada Allah dan peduli kepada sesama?
Gimana teman Shafwah, tahun ini udah siap berkurban? Kurban langsung atau digital, yang penting dari hati.
Sebagai langkah nyata dalam mendukung kemudahan berkurban di era digital, Shafwah kini telah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa. Melalui kolaborasi ini, proses kurban menjadi lebih praktis, aman, dan tetap sesuai syariah.
Bagi yang ingin menunaikan ibadah kurban secara digital, bisa langsung mengakses link berikut: [http://dmptdf.com/kurbanshafwahholidays].
Semoga langkah kecil ini menjadi jalan untuk meraih keberkahan dan berbagi kebaikan yang lebih luas.