Melihat Beragam Mushaf dan Kebudayaan Islam dari Seluruh Indonesia Lewat Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal

Melihat Beragam Mushaf dan Kebudayaan Islam dari Seluruh Indonesia Lewat Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal

Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal berdiri sejak tanggal 20 April 1997 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto di tanah seluas  20.013 m2 . Area ini ditujukan sebagai rekreasi sekaligus sarana dalam edukasi mengenai sejarah dan peran agama islam dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Bayt Al-Qur’an sendiri memiliki arti Rumah Al Qur’an yang berfokus dalam menampilkan seni mush af yang berasal dari Indonesia dan mancanegara sebagai pedoman bagi umat muslim. Sedangkan Museum Istiqlal lebih menitikberatkan pada pameran hasil-hasil kebudayaan Islam Indonesia yang menyimpan sejarah berabad-abad lamanya sehingga menjadi bukti konkret implementasi pelaksanaan petunjuk Allah.  Sahabat Shafwah mari lihat ragam koleksi yang tersimpan di Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal !
 

  • Mushaf Wonosobo 

Karya ini merupakan mushaf terbesar di Indonesia yang ditulis oleh dua orang santri antara lain Abdul Malik dan Hayatuddin dari Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah, Kalibeber, Wonosobo. Naskah Al-Qur’an ini memiliki ukuran halaman sebesar 145 x 195 cm dan teks sebesar 80 x 130 cm. Saking besarnya, dibutuhkan waktu 14 bulan dari tangga l 16 Oktober 1991 s.d. tanggal 7 Desember 1992 untuk menyelesaikan penulisan mushaf ini. 

 

  • Mushaf Istiqlal

Selanjutnya ada mushaf Istiqlal yang merupakan mahakarya seni buatan anak-anak bangsa terdiri dari para ahli kaligrafi, ahli seni rupa, ulama ahli Al-Qur’an, serta budayawan. Naskah ini juga turut melibatkan ragam hias nusantara lewat  arsitektur rumah adat, tekstil, batik, perabot rumah tangga dari sabang sampai merauke yang dikerjakan oleh Mahmud Buchari, A.D. Pirous, Ahmad Noe’man. Mereka merupakan seniman dan arsitek muslim legendaris Indonesia. Penulisan mushaf ini merupakan representasi solidaritas umat muslim nusantara dari berbagai latar belakang kebudayaan. 

 

  • Replika Batu Nisan bagian kepala makam Fatimah binti Maimun bin Hibatu

Nisan Fatimah binti Maimun  ini berlokasi di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kec. Manyar, Kab. Gresik, Jawa Timur. Selain penanda makam, Batu nisan ini juga merupakan prasasti atau peninggalan bersejarah yang dapat mengisahkan riwayat seseorang, kerajaan, dan perkembangan Islam di nusantara. Salah satunya adalah batu nisan Fatimah binti Maimun bin Hibatu yang merupakan peninggalan Islam tertua di Asia Tenggara sekaligus bukti masuknya Islam ke Indonesia. Lewat batu nisan ini dapat dilihat bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia bersamaan dengan kerjaaan  Hindu-Budha. Hal ini diketahui dari usia batu nisan yang bertepatan dengan masa kerajaan Hindu-Budha.  Setelah ditelusuri Fatimah binti Maimun merupakan keturunan persia khususnya suku lor yang bermigrasi ke Jawa pada abad ke-10 M.

*APH/SGU/2022

Rekomendasi Produk

here

CUSTOMER SERVICE Choose one to communicate with our admin

Our team will reply to your message soon.